Cerpen Syaiful Irba Tanpaka
SETIAP kali mendengarkan lagu dangdut Alaysa ditumbuhi sayap. Mula-mula ia tidak menyadari hal itu terjadi. Lantaran ia hanya asyik bergoyang dan bergoyang. Bahkan bukan hanya tubuhnya; karena kemudian jiwanya juga terbetot untuk berjoget. Meliuk-liuk seirama gerakan anggota tubuhnya; kaki dan pinggulnya berputar-putar, telunjuknya teracung naik turun. Hingga ekstase.
Dan bila dalam keadaan serupa itu selalu saja muncul keinginan Alaysa untuk terbang. Maka seketika itu pula terbanglah ia ke angkasa raya. Dengan mengepakkan kedua sayapnya ia menikmati pemandangan yang terhampar di bumi. Ia membumbung tinggi, terus meninggi, hingga ke negeri-negeri kayangan yang terkadang luput dari sentuhan cerita-cerita.
Lama kelamaan Alaysa mengerti kenapa ia bisa terbang. Itu tidak lain karena ia memiliki sayap. Ya! Sayap yang muncul secara ajaib di punggung belakangnya setiap kali ia mendengarkan lagu dangdut. Dan menghilang secara ajaib pula saat ia sampai kembali ke tempat semula, dimana ia berada.
SETIAP kali mendengarkan lagu dangdut Alaysa ditumbuhi sayap. Mula-mula ia tidak menyadari hal itu terjadi. Lantaran ia hanya asyik bergoyang dan bergoyang. Bahkan bukan hanya tubuhnya; karena kemudian jiwanya juga terbetot untuk berjoget. Meliuk-liuk seirama gerakan anggota tubuhnya; kaki dan pinggulnya berputar-putar, telunjuknya teracung naik turun. Hingga ekstase.
Dan bila dalam keadaan serupa itu selalu saja muncul keinginan Alaysa untuk terbang. Maka seketika itu pula terbanglah ia ke angkasa raya. Dengan mengepakkan kedua sayapnya ia menikmati pemandangan yang terhampar di bumi. Ia membumbung tinggi, terus meninggi, hingga ke negeri-negeri kayangan yang terkadang luput dari sentuhan cerita-cerita.
Lama kelamaan Alaysa mengerti kenapa ia bisa terbang. Itu tidak lain karena ia memiliki sayap. Ya! Sayap yang muncul secara ajaib di punggung belakangnya setiap kali ia mendengarkan lagu dangdut. Dan menghilang secara ajaib pula saat ia sampai kembali ke tempat semula, dimana ia berada.