Cerpen Hazwan Iskandar Jaya
HUTAN di Bukit Asam nyaris tak tersentuh warga dusun kami. Sejak zaman Belanda, kami tak boleh sembarang menyeruak ke sana. Jika dilanggar, bisa berujung pada kematian. Pantangan itu sudah menjadi mitos yang terus ditaati semua warga, betapa pun penasaran menyelimuti hati dan pikiran.
Bukit Asam adalah sebuah bukit dimana tambang batu bara beroperasi puluhan tahun lalu. Beberapa warga dusun kami hanyalah pekerja kasar saja. Dan itulah nasib yang harus ditanggung warga yang bukan sekolahan tinggi. Tenaga ahli hanya berasal dari Jawa, dan jumlahnya sangat sedikit. Mereka mendapat mess dengan rumah mewah di Talang Jawa, sebuah dusun dimana komunitas elit berkumpul dan memperoleh fasilitas yang menggiurkan.
Ayah hanya pegawai rendahan saja di tambang. Berhari-hari tak pernah pulang. Kadang sebulan hanya dua kali menyambangi rumah. Selalu ada yang berubah jika ayah pulang dari tambang, kulitnya tambah hitam kelam bagai arang. Hanya giginya yang putih kekuningan, mungkin juga tak pernah gosok gigi. Di tambang, katanya, tak ada yang bisa diharapkan, kecuali mandi sekadarnya. Dan makan hanya dua kali dalam sehari.
HUTAN di Bukit Asam nyaris tak tersentuh warga dusun kami. Sejak zaman Belanda, kami tak boleh sembarang menyeruak ke sana. Jika dilanggar, bisa berujung pada kematian. Pantangan itu sudah menjadi mitos yang terus ditaati semua warga, betapa pun penasaran menyelimuti hati dan pikiran.
Bukit Asam adalah sebuah bukit dimana tambang batu bara beroperasi puluhan tahun lalu. Beberapa warga dusun kami hanyalah pekerja kasar saja. Dan itulah nasib yang harus ditanggung warga yang bukan sekolahan tinggi. Tenaga ahli hanya berasal dari Jawa, dan jumlahnya sangat sedikit. Mereka mendapat mess dengan rumah mewah di Talang Jawa, sebuah dusun dimana komunitas elit berkumpul dan memperoleh fasilitas yang menggiurkan.
Ayah hanya pegawai rendahan saja di tambang. Berhari-hari tak pernah pulang. Kadang sebulan hanya dua kali menyambangi rumah. Selalu ada yang berubah jika ayah pulang dari tambang, kulitnya tambah hitam kelam bagai arang. Hanya giginya yang putih kekuningan, mungkin juga tak pernah gosok gigi. Di tambang, katanya, tak ada yang bisa diharapkan, kecuali mandi sekadarnya. Dan makan hanya dua kali dalam sehari.